Profesi Apa Sih yang Banyak Diisi Perempuan Dewasa Ini?
September 23, 2023
Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (ILO) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendata sejumlah profesi yang mayoritas banyak diisi perempuan daripada laki-laki. Data yang dirilis ILO pada 6 Maret 2020 diambil dari survei pekerja di 121 negara yang mewakili sekitar 63 persen lapangan pekerjaan dunia.
Namun, data untuk China dan India tidak tersedia. Hasilnya, banyak pekerjaan di seluruh dunia yang masih terbagi berdasarkan pembagian jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Profesi yang didominasi perempuan
Berdasarkan data ILO, berikut sejumlah pekerjaan yang lebih banyak dijalani oleh perempuan daripada laki-laki pada 2020.
Perawat pribadi: 88 persen perempuan, 12 persen laki-laki
Asisten layanan kesehatan: 76 persen perempuan, 24 persen laki-laki
Pembersih dan pembantu: 74 persen perempuan, 26 persen laki-laki
Pegawai umum dan juru ketik: 71 persen perempuan, 29 persen laki-laki
Tenaga kesehatan: 69 persen perempuan, 31 persen laki-laki
Pengajar: 68 persen perempuan, 32 persen laki-laki

Sumber foto: pexels.com
Pegawai layanan pelanggan (customer services): 66 persen perempuan, 34 persen laki-laki
Pekerja pendukung administrasi lainnya: 61 persen perempuan, 39 persen laki-laki
Asisten penyiapan makanan: 60 persen perempuan, 40 persen
Pelayan pribadi: 56 persen perempuan, 44 persen
Pekerja bidang hukum, sosial, dan budaya: 53 persen perempuan, 47 persen laki-laki
Tenaga pendukung di bidang hukum, sosial, budaya, dan terkait: 52 persen perempuan, 48 persen laki-laki
Tenaga pendukung bidang bisnis dan administrasi: 52 persen perempuan, 48 persen laki-laki
Sales: 51 persen perempuan, 49 persen laki-laki
Pekerja di bidang pengolahan makanan, pengerjaan kayu, garmen dan kerajinan, serta pedagang terkait: 51 persen perempuan, 49 persen laki-laki
Menurut data tersebut, pekerjaan yang paling banyak dilakoni oleh perempuan adalah pelayan pribadi, seperti asisten layanan kesehatan dan asisten rumah tangga. Sementara bidang kesehatan juga sebagian besar diisi oleh perempuan, seperti pekerja di bidang patologi dan farmasi, dokter umum, dan perawat. Pekerja di bidang kebersihan, pengajaran, administrasi, dan tukang masak juga didominasi oleh pekerja perempuan.\

Sumber foto: pexels.com
Selain itu, ILO juga membuat daftar pekerjaan yang mayoritas dikerjakan oleh laki-laki. Berikut daftarnya.
Pekerja bangunan: 97 persen laki-laki, 3 persen perempuan
Pengemudi dan operator pembangkit listrik: 97 persen laki-laki, 3 persen perempuan
Pekerja logam dan mesin: 96 persen laki-laki, 4 persen perempuan
Angkatan bersenjata pangkat lain: 95 persen laki-laki, 5 persen perempuan
Bintara: 93 persen laki-laki, 7 persen perempuan
Pekerja listrik dan elekstronik: 91 persen laki-laki, 9 persen perempuan
Perwira: 90 persen laki-laki, 10 persen perempuan
Teknisi sains dan teknik: 84 persen laki-laki, 16 persen perempuan
Petugas keamanan: 84 persen laki-laki, 16 persen perempuan
Buruh pertambangan, konstruksi, manufaktur, dan transportasi: 83 persen laki-laki, 17 persen perempuan
Teknisi informasi dan komunikasi: 81 persen laki-laki, 19 persen perempuan
Pekerja bidang kehutanan, perikanan, dan pemburu: 81 persen laki-laki, 19 persen perempuan
Pekerja bidang teknologi informasi dan komunikasi: 80 persen laki-laki, 20 persen perempuan
Pekerja sains dan teknik: 72 persen laki-laki, 28 persen perempuan
Kepala eksekutif, pejabat senior, dan legislator: 72 persen laki-laki dan 28 persen perempuan
Sesuai data tersebut, pekerjaan yang lebih berisiko seperti militer, operator mesin pabrik, dan pekerjaan bangunan mayoritas dilakukan oleh laki-laki.
Pekerjaan yang setara
Berdasarkan data ILO pada 2020, hanya ada sedikit pekerjaan memiliki persetase hampir setara. Jumlah pekerja perempuan dan laki-laki cenderung sama banyak untuk pekerjaan kantoran seperti di bidang hukum, sosial, dan budaya. Selain itu, pekerja bidang bisnis, administrasi, dan penjualan juga cukup setara.
Tak hanya itu, pekerjaan di bidang perhotelan dan kerajinan tangan juga menunjukkan jumlah pekerja yang sama antara laki-laki dan perempuan. Meski begitu, ILO menyebut industri membutuhkan lebih banyak karyawan perempuan yang memiliki keterampilan sains, teknologi, teknik, dan matematika.
Data menunjukkan, mempekerjakan lebih banyak perempuan ke dalam bidang-bidang ini dapat sangat membantu terutama untuk menggerakkan ekonomi digital. Sayangnya, data ILO masih menunjukkan perempuan kurang terwakili dalam profesi yang melibatkan bidang teknologi.
Hampir setiap negara, terlepas dari tingkat pendapatan atau tahap pembangunannya, perempuan kurang terwakili di sektor teknologi informasi dan komunikasi. Perempuan juga kurang mendapatkan tempat di posisi manajemen senior seperti CEO, pejabat senior, dan legislator daripada pekerja laki-laki.